Di zaman digital seperti sekarang, memiliki website sudah menjadi kebutuhan utama bagi hampir semua jenis usaha. Banyak pelaku bisnis, terutama di Bandung, berinisiatif membuat website sendiri agar bisa menghemat biaya dan merasa lebih bebas dalam mengatur tampilan serta kontennya. Namun, tidak sedikit yang akhirnya kecewa karena hasilnya tidak sesuai harapan. Website terlihat kurang profesional, sepi pengunjung, bahkan tidak mampu mendatangkan pelanggan baru.

Faktanya, membuat website bukan hanya soal menaruh foto dan teks di internet. Ada banyak aspek teknis dan strategis yang menentukan apakah website bisa berfungsi dengan baik sebagai alat promosi bisnis. Berikut ini tujuh kesalahan umum yang sering dilakukan pemilik usaha saat membuat website sendiri (DIY).

1. Tidak Menentukan Tujuan Website

Banyak pemilik usaha langsung membuat website tanpa tahu untuk apa website itu dibuat. Apakah untuk meningkatkan penjualan, memperkuat branding, atau sekadar menampilkan profil usaha? Tanpa tujuan yang jelas, isi website menjadi tidak terarah dan sulit diukur keberhasilannya. Akibatnya, website hanya menjadi pajangan digital yang tidak memberi dampak nyata bagi bisnis.

2. Desain Kurang Menarik dan Tidak Konsisten

Tampilan website adalah kesan pertama bagi calon pelanggan. Namun, banyak website buatan sendiri terlihat tidak rapi karena menggunakan template gratis tanpa penyesuaian. Warna, jenis huruf, dan tata letak sering kali tidak konsisten. Hal ini membuat website tampak kurang profesional dan mengurangi kepercayaan terhadap brand Anda.

3. Tidak Ramah untuk Pengguna Mobile

Lebih dari separuh pengguna internet di Indonesia mengakses website melalui ponsel. Jika website tidak dioptimalkan untuk tampilan mobile, pengunjung akan kesulitan membaca dan menavigasi halaman. Website yang tidak mobile-friendly biasanya akan langsung ditinggalkan, sehingga potensi pelanggan pun hilang.

4. Mengabaikan SEO

Kesalahan besar lainnya adalah melupakan optimasi mesin pencari (SEO). Banyak pemilik usaha fokus pada tampilan, tapi tidak memahami pentingnya menulis konten yang sesuai dengan kata kunci pencarian. Akibatnya, website tidak muncul di hasil pencarian Google, terutama bagi calon pelanggan lokal yang mencari produk atau jasa di Bandung. Tanpa SEO, website akan sulit bersaing dengan kompetitor.

5. Kecepatan Website Lambat

Website yang lambat membuat pengunjung tidak sabar menunggu. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan gambar berukuran besar, plugin berlebihan, atau hosting gratis dengan kapasitas terbatas. Selain membuat pengunjung enggan membuka halaman, kecepatan lambat juga bisa menurunkan peringkat di hasil pencarian Google.

6. Tidak Ada Call-to-Action (CTA)

Website yang hanya berisi informasi tanpa ajakan bertindak akan sulit menghasilkan konversi. Pengunjung mungkin tertarik, tetapi tidak tahu langkah selanjutnya apakah harus menghubungi, mengisi formulir, atau membeli. CTA seperti “Pesan Sekarang”, “Hubungi Kami”, atau “Coba Gratis” sangat penting untuk memandu pengunjung mengambil tindakan.

7. Tidak Melakukan Update dan Maintenance

Kesalahan terakhir yang sering terjadi adalah tidak melakukan pembaruan setelah website selesai dibuat. Plugin dibiarkan usang, konten tidak diperbarui, dan tidak ada pemantauan keamanan. Padahal, tanpa maintenance, website rentan terkena error, malware, atau menurun performanya.

Solusi: Percayakan pada Jasa Pembuatan Website Bandung

Jika Anda ingin memiliki website yang tidak hanya indah dilihat tapi juga efektif mendatangkan pelanggan, bekerja sama dengan Vistek jasa pembuatan website Bandung adalah langkah yang tepat. Tim profesional akan membantu Anda mulai dari perencanaan strategi, desain yang sesuai brand, optimasi SEO lokal, hingga pemeliharaan rutin agar website selalu dalam kondisi terbaik.

Dengan begitu, Anda bisa fokus mengembangkan bisnis, sementara urusan teknis, keamanan, dan performa website ditangani oleh tenaga ahli. Ingat, website bukan sekadar tampilan tapi wajah digital dari bisnis Anda. Pastikan wajah itu mencerminkan profesionalitas dan kualitas usaha Anda di mata pelanggan.